..::Jumlah Ruang Kelas: 21 | Jumlah Guru: 34 | Jumlah Tendik: 6 | Jumlah Peserta Didik: 901 | Jumlah Rombel: 27 - Sumber: Dapodik::..

Sabtu, 06 Februari 2016

Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Jasmani

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK DENGAN  PERMAINAN BENTENGAN  PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BEJI TIMUR 2 KOTA DEPOK

ABSTRAK
Firdaus, S. Pd (2015), Peningkatkan Hasil Belajar Lari Jarak Pendek Dengan Permainan Bentengan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok.
            Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lari jarak pendek. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok kelas V, dilakukan pada bulan September, dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali pertemuan, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan permainan Bentengan.
            Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan dua tahapan siklus. Pada tahap pertama, mengidentifikasi dan memberikan konsep pembelajaran lari jarak pendek melalui permainan Bentengan. Siklus kedua, dengan permainan bentengan yang di arahkan pada aktifitas gerak pembelajaran lari jarak pendek, sehingga siswa dapat memahami konsep pembelajaran lari jarak pendek.
            Standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok untuk mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah 70. Perubahan atau peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lari jarak pendek dengan permainan Bentengan terjadi pada saat test akhir.
Data test awal kemampuan lari jarak pendek sebesar 35%, dan nilai tes akhirnya 87,5%, maka pembelajaran dengan materi lari jarak pendek dengan permainan bentengan mengalami peningkatan sebesar 52,5%. Jadi hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, permainan bentengan dapat meningkatan hasil belajar lari jarak pendek di Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok.


BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, salah satunya adalah pembelajaran pendidikan jasmani yang di ajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting yaitu melalui aktifitas jasmani anak akan mendapatkan kesempatan dalam berbagai pengalaman belajar  melalui aktifitas jasmani yang dilakukan secara sistematis, pembekalan pengalaman belajar yang di arahkan pada pertumbuhan fisik dan psikis yang lebih baik.
Lari merupakan bagian dasar dari kegiatan atletik. Lari harus di pelajari di SD, bahkan lari menjadi bagian dari setiap pemanasan (warm-up). Lari jarak pendek adalah aktifitas gerak atletik, yaitu salah satu gerak lokomotor yang di awali dari start dan di akhiri pada garis finish, tujuan utama lari jarak pendek adalah lari secepat mungkin untuk menempuh jarak yang telah ditentukan. Agar siswa dapat melakukan gerakan lari secara baik, dan benar serta cepat, maka siswa perlu menguasai beberapa teknik gerakan lari untuk memperoleh kecepatan, kelincahan dan kecepatan reaksi dan daya tahan kardiovaskuler. Untuk membangun aspek-aspek tersebut, maka guru pendidikan jasmani perlu memberikan program pembelajaran dengan memberikan proses gerak yang mengandung kecepatan, kelincahan dan kecepatan reaksi dan daya tahan sebagai unsur utama yang dapat menunjang kemampuan melakukan lari jarak pendek.
Penguasaan teknik lari jarak pendek harus di miliki oleh siswa agar mampu mengembangkan teknik dengan baik dan benar serta pengetahuan secara optimal. Salah satu penyebab yang tidak dapat di abaikan dalam proses keberhasilan pada pembelajaran adalah kemampuan seorang guru dalam memberikan materi dan menguasai siswa serta memfasilitasi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga terciptalah adanya kesinambungan antara guru dan peserta didik.
Bermain salah satu kegiatan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Permainan merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dengan permainan anak akan lebih mudah memahami dalam menerima pembelajaran di sekolah. Pembelajaran permainan merupakan salah satu usaha guru pendidikan jasmani memberikan proses pembelajaran gerak sebagai alat dalam pencapaian hasil belajar lari jarak pendek. Proses tersebut. Penggunaan pembelajaran permainan sendiri diharapkan dapat memberikan peningkatan intensitas pembelajaran permainan sehingga dapat berguna dan memberikan suasana menyenangkan bagi siswa, mengurangi kebosanan tanpa menghilangkan didaktik metodik yang ditetapkan. Dengan kata lain tujuan utama dari proses pembelajaran permainan tersebut tetap pada jalur dan kerangka pencapaian tujuan pendidikan.Pembelajaran permainan yang digunakan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan lari jarak pendek. Salah satu bentuk pembelajaran adalah berbagai  macam permainan di antaranya yaitu permainan bentengan, penyajian materi yang disampaikan adalah bagaimana caranya untuk memperebutkan sebuah benteng dan membebaskan tawanan atau sandera. permainan bentengan menggunakan reaksi kecepatan dengan memperhatikan aba-aba yang telah ditentukan. Permainan tersebut mengandung unsur kecepatan, kelincahan, ketepatan reaksi dan mempunyai tujuan untuk mengembangkan motorik ke semua unsur tersebut adalah bagian yang tidak dapat diabaikan dalam menciptakan kemampuan lari jarak pendek secara optimal pada siswa.
Penguasaan teknik lari jarak pendek dalam pembelajaran di sekolah  dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya keseriusan dalam belajar, kemampuan fisik, maupun faktor guru yang memberikan materi.
Dalam menyampaikan materi tentunya setiap guru  akan berbeda-beda disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, oleh sebab itu dalam mengajar teknik lari  khususnya lari jarak pendek, perlu dicarikan metode dan teknik yang tepat agar siswa dalam mempelajarinya cepat menguasai materi.
B.    Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang ada. Dari berbagai macam permainan, peneliti mengambil permainan Bentengan untuk meningkatkan hasil lari jarak pendek di Sekolah Dasar Negeri Beji  Timur 2 Kota Depok.
C.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran permainan Bentengan dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji  Timur  2 Kota Depok?
D.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lari jarak pendek  pada siswa SDN Beji  Timur 2 Kota Depok.

E.     Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian di harapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yakni :
  1. Sebagai masukkan terhadap guru pendidikan jasmani dalam mengajar lari jarak pendek.
  2. Sebagai alternatif metode pembelajaran atletik di sekolah dasar.
  3. Wacana pemikiran guru dan pengambilan kebijaksanaan bahwa keberhasilan proses keterampilan gerak. Salah satunya di tentukan oleh kemampuan guru dalam merekayasa situasi kondisi belajar.
  4. Hasil penelitian bermanfaat bagi pembaca, khususnya guru- guru yang berada di lingkungan SDN Beji Timur 2.

BAB II
 KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.   Kerangka Teoritis
1.   Hakikat Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar membawa suatu perubahan pada karakteristik anak dengan pengalaman belajar peserta didik mendapatkan pengalaman di alam bebas yang dapat di tuangkan pada aktifitas sehari-hari belajar juga memberikan rasa percaya diri tinggi dalam menghadapi masalah pada lingkungan sekitarnya.
Hasil belajar adalah perwujudan adanya perubahan pada ranah kognitif, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu atau mengerti. Ranah afektif, yaitu dari sikap acuh tak acuh menjadi penuh perhatian. Ranah psikomotor, yaitu dari tidak tahu atau belum mengerti peran yang harus dimainkan sampai dapat berperan secara aktif.

2. Hakikat Lari Jarak Pendek
Lari  adalah frekuensi langkah yang di percepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang, yang artinya pada wakru lari ke dua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah. Jadi lari jarak pendek adalah lari yang dilakukan di lintasan lurus dengan jarak 50 - 400 meter. Kemampuan gerakan lari jarak pendek di pengaruhi oleh penguasaan teknik yang  di sertai dengan kondisi stamina yang cukup agar memberikan dampak yang signifikan terhadap suatu gerakan secara optimal.
3. Hakikat Permainan Bentengan
Permainan bentengan adalah permainan yang bertujuan untuk membakar benteng musuh. Manfaat dari permainan ini adalah untuk kebugaran jasmani, kecepatan dan kerja sama. Permainan bentengan terinspirasi oleh aksi peperangan tempo dulu. Karena ada tawanan, dan lain sebagainya.
Permainan ini disebut benteng, karena dalam permainan yang dilakukan secara beregu itu pada hakekatnya berusaha saling mempertahankan posnya agar tidak tersentuh oleh regu lawan mainnya yang selain mempertahankan posnya juga berusaha menyerang pos musuhnya. Permainan yang memasukkan unsur bertahan dan menyerang ini juga di sertai dengan usaha melumpuhkan lawan dengan cara menyentuhnya, maka lawan yang telah di sentuh ini di anggap mati kemudian di bawa ke pos atau benteng regu yang menyentuh lawan tersebut sebagai tawanan. Tujuan utama permainan bentengan adalah untuk menyerang dan mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah di pilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa di raih dengan ‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Dalam menentukan siapa yang berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’ di tentukan dari waktu terakhir saat si ‘penawan’ atau ‘tertawan’ menyentuh ‘benteng’ mereka masing - masing. Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi ‘penawan’ dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya ‘tawanan’. Tawanan biasanya di tempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa di bebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya. dalam permainan ini, biasanya masing-masing anggota mempunyai tugas seperti ‘penyerang’ mata-mata, ‘pengganggu’, dan menjaga ‘benteng’. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.           
3. Hakikat Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar pada umumnya berada pada kisaran umur        6 – 12 tahun, dimana pada usia tersebut masuk dalam kategori anak besar. Pendidikan jasmani di sekolah dasar mencakup ruang lingkup secara menyeluruh.
Pada dasarnya karakteristik anak sekolah dasar memiliki berbagai macam karakter terutama pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran, agar dapat memenuhi minat aktifitas fisik maka seseorang guru pendidikan jasmani harus mampu menyajikan pembelajaran dalam bentuk bermain dan konvensional yang di kombinasikan dengan persaingan antar individu maupun kelompok sehingga memenuhi kebutuhan gerak pada siswa sekolah dasar.
B. Kerangka Berfikir
Dalam proses pembelajaran, materi dapat berhasil tergantung dari bagaimana seorang guru merancang metode dan strategi dalam proses pembelajaran, serta mengetahui karakteristik peserta didiknya. Siswa sekolah dasar secara psikologis memiliki ciri suka bermain, kesenangan tersebut dipadukan dengan proses  pembelajaran permainan.
Materi lari jarak pendek adalah salah satu bentuk gerak dasar lokomotor yang diberikan kepada siswa sekolah dasar. Peningkatan hasil belajar lari jarak pendek ditentukan oleh kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan motorik siswa.  Siswa disajikan pembelajaran permainan  latihan gerak yang berbentuk saling mengejar yang tujuannya untuk mengembangkan kecepatan, kelincahan, dan kecepatan reaksi bagi siswa. Unsur –unsur tersebut dapat ditemukan pada permainan bentengan.
Berdasarkan penjelasan tersebut atas, diduga pembelajaran permainan bentengan dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek.

C.  Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, hipotesis tindakan adalah pembelajaran lari jarak pendek yang dilakukan dengan permainan bentengan diduga akan meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek  pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah proses pembelajaran lari jarak pendek dengan permainan bentengan dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji  Timur 2 Kota Depok.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
  1. Tempat penelitain
Penelitian dilakukan di lapangan Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok.
  1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015.
C.  Metode Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode classroom action research (penelitian tindakan kelas).
D.  Hakikat Penelitaian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan memiliki langkah-langkah sistematis yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang memerlukan perlakuan. Perlakuan dalam penelitian tindakan adalah dengan menggunakan program aksi, dimana program rencana kerja yang diimplementasikan berupa kerangka pelaksanaan aksi agar sesuai dengan kondisi kelas penelitian.
Program penelitian tindakan dirancang berdasarkan rencana yang disusun, dibahas antara peneliti, kolaborator, dan pengajar kelas yang dalam hal ini guru pendidikan jasmani. Penelitian ini bersifat partisipatif  dan kolaboratoris. Artinya penelitian ini diteliti oleh peneliti itu sendiri dan diamati bersama rekan-rekan peneliti.
E.   Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran Lari Jarak Pendek di Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok yang berjumlah keseluruhan 40 siswa.
F.   Langkah-langkah Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
A. Perencanaan
a.1 Peneliti dan kolaborator melihat kondisi awal dari kemampuan siswa dalam pembelajaran Lari Jarak Pendek.
a.2 Peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil dari kemampuan awal siswa dalam pembelajaran Lari Jarak Pendek.
a.3 Peneliti dan kolaborator menyiapkan materi pembelajaran Lari Jarak Pendek.  yang akan diberikan kepada siswa.
B. Tindakan
b.1 Peneliti dan kolaborator mengidentifikasikan pembelajaran Lari Jarak Pendek yang diberikan kepada siswa.
b.2  Peneliti dan kolaborator memberikan masukkan pembelajaran Lari Jarak Pendek kepada siswa dengan  permainan Bentengan.
C. Observasi
c.1.  Peneliti dan kolaborator mengamati pelaksanaan proses pembelajaran Lari Jarak Pendek dengan  permainan Bentengan  kepada siswa.
c.2.  Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan siswa.
D.    Refleksi
Peneliti dan kolaborator mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran Lari Jarak Pendek dengan permainan dan hasil dari tindakan yang diberikan.

G.  Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan norma yang dibuat oleh peneliti, melalui kisi – kisi lari jarak pendek.
H.  Keabsahan Data Penelitian
Untuk mengecek keabsahan data penelitian, dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Penelitian ini terdiri dari dua orang kolaborator, yaitu :
1. Desy Yuliana, S. Pd
2. Raka Febrian, S. Pd

I.     Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang terkumpul dilakukan dengan mencari sumber data dalam penelitian yaitu siswa dan tim pengajar pendidikan jasmani dengan jenis data kuantitatif diperoleh langsung dari observasi dan pengamatan yang dilakukan kolaborator.
  

BAB IV
PELAKSANAAN TINDAKAN DAN ANALISIS DATA

A.   Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan
1.    Deskripsi Kondisi Awal
Pada penelitian ini, keseluruhan dan siklus kegiatan yang di susun mulai dari refleksi awal berupa menetapkan kondisi awal harus di identifikasi dan dikelompokkan, seperti kemampuan menguasai materi lari jarak pendek, dengan memperhatikan metode mengajar, sikap dan perilaku dalam pembelajaran lari jarak pendek. Peneliti melakukan pelaksanaan kegiatan observasi awal dan tes awal untuk mengetahui kondisi awal terhadap pembelajaran lari jarak pendek.
Penelitian ini menggunakan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
A. Perencanaan
a.1 Peneliti dan kolaborator melihat kondisi awal dari kemampuan
siswa dalam pembelajaran Lari Jarak Pendek.
a.2 Peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil dari kemampuan awal siswa dalam pembelajaran Lari Jarak Pendek.
a.3 Peneliti dan kolaborator menyiapkan materi pembelajaran Lari Jarak Pendek.  yang akan diberikan kepada siswa.
B. Tindakan
b.1 Peneliti dan kolaborator mengidentifikasikan pembelajaran Lari Jarak Pendek yang diberikan kepada siswa.
b.2  Peneliti dan kolaborator memberikan masukkan pembelajaran Lari Jarak Pendek kepada siswa dengan  permainan Bentengan.
C. Observasi
c.1.  Peneliti dan kolaborator mengamati pelaksanaan proses pembelajaran Lari Jarak Pendek dengan  permainan Bentengan  kepada siswa.
c.2.  Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan siswa.
E.     Refleksi
Peneliti dan kolaborator mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran Lari Jarak Pendek dengan permainan dan hasil dari tindakan yang diberikan.

B. Keterbatasan Masalah
Meskipun dengan segala upaya untuk menjaga keaslian, kemurnian penelitian yang di lakukan namun masih saja ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dan merupakan keterbatasan penelitian antara lain :
1.  Lapangan becek pada saat penelitian berlangsung
2.  Siswa dalam mengikuti pembelajaran lari jarak pendek masih ada yang kurang serius dalam melakukannya.
3.  Kurangnya prasarana .
4.  Aktifitas siswa di luar penelitian yang tidak terkontrol oleh peneliti. 
Adanya keterbatasan, kelemahan dan kekurangan dalam penelitian ini baik secara konseptual maupun teknis, maka hasil penelitian perlu di adakan penelitian-penelitian lebih  baik lagi untuk dapat meningkatkan kearah yang lebih baik lagi.

C.  Indikator Keberhasilan
Kriteria tingkat keberhasilan siswa sesuai dengan tujuan akhir penelitian ini yaitu dikelompokan ke dalam 5 kategori dengan kriteria sebagi berikut:
Tingkat keberhasilan belajar siswa dalam prosentase (%),
≥ 80%             = sangat tinggi.
60 – 79 %      = tinggi.
40 – 59 %      = sedang.
20 – 39 %      = rendah.
< 20 %            = sangat rendah.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
            Berdasarkan hasil analisis data dapat di simpulkan bahwa permainan bentengan dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Beji Timur 2 Kota Depok
                       
B.   Saran
            Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Guru pendidikan jasmani dalam menyampaikan materi hendaknya tidak  
     terpaku pada salah satu metode mengajar.
2.  Pemilihan metode mengajar di sesuaikan dengan cara karakteristik materi  
     yang akan di sampaikan. 
3.  Guru hendaknya memberikan pembelajaran dengan lebih banyak menggunakan permainan yang dapat merangsang para siswa.


DAFTAR PUSTAKA


Arikunto Suharsini. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. 2008.

Heryana Danang, Verianti Giri. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
        Untuk Siswa SD- MI Kelas V. Pusat Perbukuan, Kemendiknas. 2010

Samsudin, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. 
        Jakarta: Litera,2008

Matakupan. J, Startegi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
        Jakarta : Depdikbud Balai Pustaka, 1991

B.E Rahantoknam, Belajar Motorik, Teori dan Aplikasinya dalam pendidikan
        Jasmani, FPOK, IKIP Jakarta,1989

Lutan, Rusli. Pendidikan Kebugaran Jasmani : Orientasi Pembinaan di  
         Sepanjang Hayat. Jakarta : Depdiknas. 2001.

Widya, Djumidar, A. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam  
        Bermain. Jakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNJ. 2002.

http//: definisiptk.blogspot.com/di akses 16.01

http:Permainan/Berkelompok/Bentengan/ jam 18.01

http//:wordpress.com/hakikat-belajar di akses jam 15.01

------

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Firdaus, S. Pd.  Lahir di Tegal, Pada tanggal 18 April 1983. Menamatkan Pendidikan Formal di SD Negeri Lebaksiu 04 Kab. Tegal, SMP Negeri 1 Lebaksiu Kab. Tegal, SMU Negeri 3 Slawi Kab.Tegal. Gelar sarjana S1 diraih di Jurusan Sosiokinetika/ Pendidikan Jasmani, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Pengalaman mengajar di SD/MI, SMP, SMA/SMK dan diangkat sebagai PNS sejak 2011 di Pemkot Depok sebagai Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang “magang” di SD Negeri Beji Timur 1 dan sekarang bertugas di SD Negeri Beji Timur 2 Kota Depok. Prestasi di bidang Olahraga yang pernah diraih diantaranya, Juara II Olahraga Tradisional (Terompah Putra) tingkat Kota Depok Th. 2013, Juara Harapan III Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) tingkat Kota Depok Th. 2013, Juara II Olahraga Tradisional (Terompah Putra) tingkat Kota Depok Th. 2014, Juara III Olahraga Tradisional (Terompah Putra) tingkat Kota Depok Th. 2015.
Pelatihan/ penataran yang telah diikuti di antaranya : Pelatih Futsal Usia Dini Pengda PSSI DKI Jakarta, Wasit C-III Pengcab PSSI Jaksel, Pelatihan Sepak Takraw Disorda DKI Jakarta, Wasit/ Juri Atletik PASI Kota Depok, Penataran Juri Renang PRSI Kota Depok dan masih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tayang Halaman